Nyleneh
Kalau kita udah disediain aturan, kenapa kita musti pusing bikin aturan?
Retorisme simple yang kadang masih susah dipraktekkan bagi orang-orang yang keras hati, sok pinter, waton suloyo, yang ujung-ujungnya hanya pengin menange dhewek.
Ya, itulah yang akhirnya memunculkan fenomena keganjilan aturan-aturan versi manusia yang dipenuhi berbagai macam kontradiksi, tumpang tindih satu sama lain, yang sangat kental dengan hawa “ngono yo ngono ning ojo ngono”.
Mau tahu bukti shahih keganjilan-keganjilan itu?
1. Minuman beralkohol, hanya boleh diminum bagi yang sudah dewasa, itupun kalau anda boleh minum, asal jangan sampai mabuk
2. HLSITI (Hubungan Layaknya Suami-Istri Tanpa Ikatan), boleh saja, dengan syarat:
- tidak dengan suami/istri orang
- ngga’ ketahuan sama pasangan resmi
- syah jika dilakukan dengan mereka yang berprofesi sebagai pelayan HLSSTI
- dllymbl (danlainlainyangmasihbanyaklagi)
3. Hubungan sesama jenis, masih jadi kontroversi, tapi kalau mau meresmikannya di Negara yang melegalkan hubungan itu, maka syah-syah saja.
4. Berpakaian minim, boleh asal tidak mengundang hal-hal yang tidak diinginkan bagi si pemakai. Adalagi yang nyleneh, berpakain minim boleh asal sopan…(heh?).
5. Merokok, boleh asal ga’ bikin orang plepek-plepek karena asapnya.
6. Berdemokrasi, silakan saja jadi presiden, gubernur, bupati, kepala desa.. syaratnya jika punya banyak pendukung, ngga’ peduli mau preman, mau penjahat aktif, mau mantan ustadz, apapun profesinya boleh masuk panggung politik asal punya pendukung.
7. Muamalah ghoror/samar/tanpa objek dan subjek yang jelas/penuh unsure riba boleh-boleh saja, asal suka sama suka.
Dan masih banyak lagi jika ingin dikupas satu per satu
Padahal ni ya, wis cetho ngeglo welo welo ketoro moto, bahwa semua itu ngga’ banyak manfaat yang bisa diambil, madharat jelas kentara, eeevvvrrybody knows, dan pastinya sadar sesadar-sadarnya kalau madharat itu lebih banyak.
Contoh-contoh keganjilan itu tak lebih dari sekedar menimbulkan banyak sekali perdebatan panjang, diskusi yang melelahkan antara iya dan tidaknya, boleh-ngga’nya, bagaimana menjelaskan batasan-batasan perkecualian yang bisa ditetapkan.
Isi kepala manusia yang beraneka ragam diadu jadi satu, dan ini bakalan susah banget, dan pada akhirnya hasil yang muncul ngga’ bisa diterima 100%, walaupun dengan dipaksa.
Nah sekarang bandingkan sama aturan-aturan yang SAYA YAKINI kebenarannya dengan jelas, padat dan singkat
1. Minuman beralkohol
2. HLSITI
3. Hubungan yang jenisnya sama
4. Pakain minim
5. Merokok
6. Demokrasi
7. Muamalah ghoror
Jawabannya satu: Haram artinya dilarang.
Kalau ada catatan dharurat itu perlu penjelasan lagi.
Kalau ada yang menganggap masih diperselisihkan hukumnya, itu urusan lain, tegantung bagaimana meyakini asas-asanya, makanya ditulis gedhe-gedhe SAYA YAKINI.
Kalau ada yang berpendapat "lho itu kan makruh", maka dijawab, "lha sampeyan itu melakukan hal yang dibenci manusia saja mikir berulang-ulang, bareng menjalani yang dibenci Alloh kok entheng ngomong.. ah ini kan makruh, aiyak ... opo ya ilok kalo kaya' gitu, ini kalo mau fair-fairan"
Tapi ya beginilah, kondisi yang ada sekarang ini masih belum mengakomodir untuk melaksanakan aturan yang sudah digariskan oleh sang Pencipta manusia, yang memang lebih tahu dari manusia itu sendiri
Hopo tumon, kalo ada mesin yang dibuat manusia, lha kok ternyata si mesin itu dengan arogannya sok bikin manual tentang mesin itu sendiri, ini andaikan si mesin itu mampu. Apa nda’ anyel si pembuat mesin itu merasa dilangkahi wewenangnya?
Ironisnya kalau ada yang berpendapat untuk melaksanakan aturanNya dengan tegas, langsung diserbu dengan tudingan fundamentalis, garis keraris, sok suci-is….. and at in the of the day malahan ditambahi irhabis. Wadaw… ngga’ kuku deh.
Ngono yo ngono ning ojo ngono lah.
Labels: 20Cent
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home