Thursday, November 13, 2008

Express or expose?

Menarik sekali ucapan ringan dari rekan di jalan si Keith pagi ini, menyentil alasan segelintir orang yang memelintir kondisi, dari persentuhan norma sosial budaya menjadi nilai-nilai seni dan pribadi.

Ini juga yang pantas untuk dialamatkan pada kondisi trend sekarang ini. Sebagian orang berpendapat "membuka diri" (=buka aurat) adalah ekspresi kebebasan pengungkapan jati diri atau bagi pekerja seni ini adalah menjadi bagian dari hasil karya seni itu sendiri. Jalan-jalan di khalayak umum tanpa selembar kain, bagi orang awam dianggap gila, tapi bagi pekerja seni dianggap sebagai karya instalasi mereka. Melukis obyek tanpa cover (tentunya obyek manusia) menjadi nilai seni dengan cita rasa tinggi. Tapi bagi pekerja pornografi menjadi hal yang tabu untuk dinikmati.

Bagi yang sekolah di perguruan tinggi, yang tak ada dress code khusus yang mengatur, masalah expressing ini juga menjadi pendalihan yang dianggap pantas digunakan."Yang penting kan nilainya, bukan penampilan... mau acak adul asal nilai A kan bukan masalah, ini juga bagian dari ekspresi kebebasan berpikir dan bertindak toh", begitu alasan sebagian mereka.

Apa itu hakikatnya, maka mari tanya pada hati nurani dan liat kembali aturan shahih yang telah teruji.
So express or expose?? yah beda-beda tipisss saja.

Labels:

Wednesday, November 05, 2008

Jujur dan Adil

Apakah kita menghindari maksiat hanya karena masih banyak orang yang selalu mengawasi?
Apakah kita tidak korupsi karena tak ada uang yang hendak ditilep?
Apakah kita tidak sewenang-wenang karena belum punya bawahan yang bisa ditekan?
Apakah kita tidak meng-ghibah hanya karena tak ada bahan untuk dibicarakan?
Apakah kita tidak berzina karena belum ada partner untuk diajak kepadanya?
Apakah kita tidak menyambangi mbah dukun hanya karena kita merasa belum perlu petunjuknya?
Apakah kita tidak minta pengasihan hanya karena kita belum berambisi untuk kaya?
Apakah kita berdalih atas nama ummat hanya sekedar mencari sesuap nasi dan segenggam berlian?

Sudahkah kita jujur kepada diri sendiri dan kepada Sang Khalik, yang Maha Mampu untuk membuat makar lebih dahsyat ketika kita berupaya membuat makar kepadaNya, yang akan membalas pada yang lebih pedih ketika kita mempermainkan segala sesuatu dan menstempel dengan label Nya.

Ittaqillah wastaqim

Labels: