Tuesday, June 10, 2008

Lain rasanya

Semua tahu bahwasannya belajar pada tataran teori sangatlah berbeda dengan aplikasi di lapangan.Kita belajar biologi, belajar mengenai darah. Ini begini itu begitu, sel-sel darah, dan macamnya, disodorin gambar-gambar detail. Kita enak saja mendengar, bahkan sambil makan pun juga bisa dilalui tanpa ada sedikitpun rasa aneh, jijik ataupun yang lainnyaTapi begitu melihat langsung, bwehh.. seribu satu perasaaan bakalan menderu, ada yang bergidik, ada kadang ngga' bisa makan berhari ataupun yang lainnya.

Atau kasus lain, semisal diterangkan mengenai rambu-rambu, kalau ada lampu kuning itu jangan diterjang, sekiranya masih dibelakang garis perempatan atau pertigaan maka hentikan kendaraan, so kalau liat lampu hijau jangan lantas stel kenceng aja, laju-laju perahu laju. Kalau ada orang lain yang ngga' mau nurutin aturan jangan ikuti, itu namanya melanggar aturan.Tapi begitu sampai di jalanan, yah emang susyeh bener dah nerapinnya. Paling clingak clinguk dulu apa ada kamera pas poto yang paling mahal bayarnya, alias kamera pak polisi yang bisa kena denda SGD 100. Kalau ga' ada..wes..ewes.. sambil bilang sluman slumun slameettt.. mu'un maap ye pak. nanggung banget mau ngerem pas lampu kuning, ini kaki malah nginjek gas.

Selanjutnya latar belakang dari tulisan ini adalah pas kemarin lalu, sama anak-istri jalan-jalan dan kebetulan mampir maghrib dulu.Kebetulan banget disitu ada ta'lim, tentang firaaq. Di awal mantep banget sepertinya, dalil-dalil sudah disampaikan, kemudian membahas tentang firaaq, salah satunya yang berhaluan tentang mujasim, alis menyamakan Alloh dengan makhluq, atau men-jasadkan diri Alloh.Pak Ustadz nya nerangin, (dengan gaya bahasa yang telah disesuaikan dengan tulisan ini)"emang sih, ada beberapa ulama yang mengatakan, kalau Alloh itu punya tangan, punya mata, punya kaki, tapi kalau mereka berpendapat seperti itu sama ertinya mereka menyamakan ALloh dengan makhluq dong, kan manusia juga tangan, mata, kaki dll, n then kalau sama dengan manusia, berarti Alloh lemah dong, kan manusia itu cuma makhluq yang lemah..hayooo"
wadaw... merinding juga ni dengernya, padahal udah sedikit banyak belajar tentang asma' wa shifat kok ya tergelitik juga ni rasanya.Kalau ga' ati-ati n senantiasa berdoa untuk memohon petunjuk supaya beristiqamah, bisa-bisa kelibas juga ni.Hmm...padahal ya..di awal-awalnya udah jelas-jelas dibilang sama itu Bapak "laisa kamitslihi syai'un, wahuwas sami'ul bashir"...nah di pemaparan kok cuma mentok di awal ayat aja pak, pokoknya ga' boleh disamain dalam semuaaaaaaa hal.bukannya di belakangnya dibilang kalo Alloh melihat dan mendengar, kenapa ga' disamakan juga, bahwa manusia itu juga melihat dan mendenger, haiwan pun juga melihat dan mendengar. gimana tu?ambil ini, buang itu. aduuuh.

Eh iya OOT bentaran, ngomong-ngomong, ambil sebagian, buang sebagian, jadi inget sama komentar2 orang ttg laskar-laskar swasta yang bermerk Islam, ada yang bilang "kelian ini yang ngga' seneng sama laskar itu, mbok ya jangan menghujat mereka, kan mereka itu berniat baik, lha wong pemerintah aja ga' bisa apa-apa kok, kelian ini menghujat sodara sesama Islam tapi membiarkan yang berbuat maksiyat"
haiyaaa.. lha bukannya pemerintah itu juga notabene sodara seiman juga, siapa sih yang bilang Pak Bambang itu bukan muslim, tapi nyatanya beliau ini banyak dihujat. Bahkan bukannya nyang namanya pemerintah harus mendapat porsi penghormatan yang lebih layak. Nah itu yang sok nasihatin lalu berdalih sok toleransi sesama sodara juga bagian ambil enaknya saja buang ngga' enaknya.

So kembali ke awal wacana bahwa ini, cerita diatas hanya satu contoh kasus saja..seringkali kita cuma baca di buku, denger di majelis, kenapa sih harus belajar tentang ini-itu, terus belajar hal-hal yang menyimpang segala, mbok ya wis kita saling toleransi ajah.. kan sama-sama sodara juga.ya itu tadi akibatnya, kalo ngga' mau belajar.. bisa-bisa dilibas sama-sama pendapat yang syad begituan.mungkin waktu denger ttg penjabaran penyimpangan2 itu, rasanya, ah masak iya sih masih ada yg berpikiran seperti itu..eh lha kok ternyata masih ada juga.Makanye.. belajar yang banyak, trus diamalin, berdoa yang banyak semoga sentiasa ditunjukkan ke jalan yang bener.

Labels:

Sunday, June 01, 2008

Pribadi Terbaik Umat ini

Di antara ungkapan Al Haris Al Muhasibi yang cemerlang adalah:

"Ilmu itu melahirkan kekhawatiran (rasa takut kepada Alloh), sementara sikap zuhud melahirkan ketentraman dan ma'rifat itu melahirkan kepasrahan. Yang terbaik di antara ummat ini adalah yangtidak disibukkan oleh akhirat mereka sehingga lupa dunia, dan tidak disibukkan oleh dunia sehingga lupa akhirat"

Masih dikutip dari buku yang sama hal 215