Wednesday, October 22, 2008

Untuk Shahabat

Wahai Sahabat..
Pernikahan itu …..
meyempurnakan separuh dari nilai religi

Wahai Karib..
Pernikahan itu…
Bukan menyatukan tetapi ianya memadukan dua jiwa yang saling melengkapi dan merangkai pada alunan harmoni.

Saudaraku..
Pernikahan itu…
Bermodalkan zuhud, kehati-hatian serta qana’ah dalam menjalin dan menjalaninya

Kesabaran dan kelembutan menjadi katalis untuk menyempurnakan keindahan didalamnya

Sungguh menakjubkan hidup kalian wahai orang-orang beriman, tatkala kenikmatan menyapa maka syukur yang kau panjatkan, dan ketika ujian melanda maka sabar menjadi senjata. Pada keduanya tak mendatangkan kepadamu selain kebaikan adanya

Berlemah lembutlah, karena kelemahlembutan tak kan menambah pada segala sesuatu kecuali keindahan.

Barakallahu lak, Baraka ‘alaik, wa’ jama’a bainakuma fii khayr

Heart Impulse

Selalu berulang-ulang, dan tidak pernah menjadi bosan, senantiasa mengingatkan diri sendiri untuk selalu istiqamah dalam memaintain hati, mengolah rasa serta mengimplementasikan dalam amalan jasmaniyah.

Dari syarah arba’in nawawi, dalam hadith pertama yang membahas tentang niat saya dapatkan suatu nilai yang tak terukur. Diterangkan didalamnya bagaimana berdiam dirinya seseorang namun pada ketika itu dalam hatinya selalu mengolah rasa maka dampaknya adalah suatu penerimaan luar biasa dan output yang dihasilkan pun bisa berlipat ganda.

Dicontohkan, bagaimana seorang yang sedang teraniaya oleh perbuatan orang lain, lantas si teraniaya ini hanya berdiam diri saja, tak ada perlawanan serta upaya untuk membalas, akan tetapi hatinya senantiasa berkata bahwa dirinya sedang mendapat ujian, sehingga ia mengetahui bahwa konsekuensi syar’i dari orang yang mendapat ujian adalah bersabar kepada Alloh.

Kemudian hatinya pun kembali berbicara, Ia berpikir bisa jadi apa yang didapatnya kali ini adalah balasan karena dia juga telah melakukan yang sama, atau sebagai balasan dari apa yang telah ia perbuat dari suatu amalan yang tidak diridloi Alloh, maka dia pun kembali berharap bahwa cobaan yang datang padanya ketika itu adalah suatu penyegeraan balasan dan pemutihan dari pembalasan kelak di akhirat, dirinya berharap inilah jalan yang harus ia lalui untuk mendapatkan ampunan dari Alloh.

Dan efek selanjutnya karena ia merasa lantaran perbuatan dhalim itu maka dia berharap kebaikan, maka kembali dia berazzam jikalau nanti ada kesempatan maka ia ingin berbuat kebaikan kepada si penganiaya itu, karena hakikat yang diambil oleh si teraniaya dari penganiayaan itu adalah hanya kebaikan adanya.

Hmm.. betapa damainya hidup jika ‘ilmu telah tertanam dan istiqamah telah menghujam. Kesusahan apa lagi yang bisa membuat gundah

Labels: