Tuesday, August 30, 2011

Sebelum Menyesal

Inget banget ketika masih sekolah, jika menerima hasil ulangan ataupun raport yang hasilnya ternyata ga' sesuai dengan ekspektasi, nyesel dan sedih banget rasanya. Rasanya mau nyalahin siapa tapi nyatanya memang begitu adanya. Ya memang kadang masih ada kesempatan untuk memperbaiki atau meminta peninjauan kembali pada jawaban ulangan...kalo raport..huu..hampir tak ada lagi atau jarang bisa terjadi.

Subhanallah....apalagi jika itu terjadi ketika kita menerima raport itu di akhirat kelak. Betapa penyesalan dan kesedihan itu tak akan terbayarkan. Ketika kita sudah merasa beramal di dunia, bercapek ria, tapi ternyata karena diluar kesadaran kita, karena kekhilafan kita dan kejahilan kita, pada akhirnya semuanya terhapus dan tak ada nilainya..Allahu musta'an.
Semoga kita diberi kemudahan, hidayah dan keistiqomahan untuk selalu berupaya memperbaiki diri.

Labels:

Saturday, August 13, 2011

Semeleh

Singkirkan semua perasaan yang mendalam, yang senantiasa membuat hati menjadi tertekan
Yakinlah, bahwa tak ada seorang pun yang sempurna di muka bumi ini
Sekuat tenaga kita berusaha ntuk berbuat yang terbaik, belum tentu orang akan menghargai sesuai dengan upaya kita
Maka tak perlulah untuk mencari ridlo manusia...
Manusia adalah makhluk tamak, tak akan puas dengan apa yang dia dapat...
dapat segunung emas, maka tak lama kemudian berambisi untuk mendapatkan gunung emas yang lain...
Ambisi bukanlah hal yang salah, tapi seringkali sikap yang menyertainya menjadikannya melebar dari jalur yang benar

Labels:

Bangganya Orang Tua

Suatu ketika seorang Adik protes kepada Ibunya, karena sang Ibu dirasanya berlebihan dalam menceritakan tentang keberhasilan dirinya. Yaa..maksud sang Ibu sih sekedar bangga..catat bangga bukan menyombongkan dirinya, ikutan seneng atas kesuksesan yang sudah diraih si Adik. Seneng bahwa anaknya bisa mapan, seneng bahwa anaknya berprestasi.
Tapi kok malah si Adik itu menggak kesenengan Sang Ibu di tengah jalan.

Inget Adik, ibu itu ngga' akan minta banyak2 dari Sampeyan... ngga' akan ngasih invoice dari apa yang telah Beliau kerjakan selama ini, Anda mulai dari dalem perut, digadang-gadang, dieman-eman, kalau ada baju bolong direla-relain dijahitin kalau belum ada modal untuk beli yang baru...dan segala tetek bengek lainnya yang kalau diitung bisa bikin bengek juga. Lha kok wayahnya ikutan seneng dari kesuksesan Anda aja ngga' boleh...eh bukan ngga' boleh tapi tepatnya dilarang.
Ibu menceritakan kepada koleganya itu kan ya bukan berarti menyombongkan diri..."ini anakku sudah jadi orang" (lha dulu emangnya monyet?)
"ini anakku udah pinter begini..begitu"..itu kan sekedar pelampiasan dari kebanggaannya dari berhasilnya mendidik dan merawat Anda to Dik.
Tenan ini Dik, lha wong Saya yang bapak-bapak gini aja suenengnya minta ampun kalo liat Anak saya bisa apaa gitu, bisa bikin jengkel bapaknya maksudnya..hehe.

Saya dulupun juga pernah ngalami gitu kok Dik, kalau Bapak Saya (rahimahullah) menceritakan tentang Saya kepada teman Beliau (tentunya yang baik-baik saja) Saya juga ngga begitu suka, kenapa sih pake diworo-worokan. Biasa aja kaleee, begitu pikir Saya.
Tapi ya begitulah namanya orang tua, bangga terhadap raihan anaknya adalah salah satu kebahagiaannya.

Kembola kembali Saya ingatkan kepada saya sendiri, harta yang tumpuk undung ngga' akan membalas welas asih nya orang tua kepada kita, yang dituntut dari Kita sebagai anak kepada orang tua adalah senantiasa berbuat baik, patuh dan taat dalam kebaikan, jangan sampai menyakiti hatinya.
Kalau nda' sempet ketemu setiap saat, ya coba untuk se intens mungkin menjaga komunikasi, lwat telpun lah, chatting lah..dsb. Apalagi kalau sudah di alam kubur, jangan sampai kiriman doanya nunggu hari-hari khusus, tempat khusus.
Panjatkan doa kepada kedua orang tua, di kebanyakan sujud kita, insyaAlloh itu akan bermanfaat.

Labels: